Bunda Cekatan : Kelas Telur-Telur 4 (Membuat Mind Mapping)

Mind Map (Peta Belajar)

Di pekan ke-4 kelas Bunda Cekatan ini, para peserta ditugaskan membuat Mind Mapping atau peta belajar.

Mind Mapping membantu kita lebih mudah melihat berbagai aktivitas/proyek yang ingin kita lakukan, dan menentukan mana yang prioritas atau perlu lebih dulu kita lakukan saat ini.

Sebagai seorang istri dan calon ibu yang insyaa Allah akan melahirkan di bulan depan, prioritas saya tahun ini adalah menjadi istri dan ibu terbaik kesayangan keluarga dan terbaik di mata Allah tentunya.. Terbaik di sana bukan untuk dibandingkan dengan orang lain, tapi untuk dibandingkan dengan kapasitas diri saya sendiri.

Semoga pelajaran2 berharga dan bimbingan yang diperoleh dari Bu Septi dan Pak Dodik di kelas Bunda Cekatan ini dapat membantu saya menjadi sebaik-baik istri dan ibu, dengan ikhtiar terbaik yang bisa saya lakukan, aamiin.. ❤

#janganlupabahagia

#jurnalminggu4

#materi4

#kelastelurtelur

#buncekbatch1

#buncekIIP

#institutibuprofesional

Bunda Cekatan : Kelas Telur-Telur 3 (Merdeka Belajar)

Tahun baru semangat baruuu! 🙂

Di pekan ketiga ini, para peserta bunda cekatan diajak melihat dan memastikan lagi aktivitas yang membuat kita bahagia, dan keterampilan apa yang dibutuhkan agar aktivitas tersebut semakin membahagiakan.

Untuk mencapai level terampil dalam melakukan suatu aktivitas, tentunya membutuhkan ilmu sebagai bekal. Maka pekan ini, para peserta harus menentukan ilmu yang dibutuhkan beserta cara mempelajari ilmu yang paling cocok dengan diri sendiri, agar kita semakin terampil dan bahagia dalam menjalani aktivitas sebagai istri dan ibu..

Dan inilah hasil perenungan saya…

menemukan ilmu yang harus dipelajari
menemukan cara belajar

#bundacekatan1

#minggu3

#jurnal3

#temukancarabelajarmu

#institutibuprofesional

Bunda Cekatan : Kelas Telur-Telur 2 (Temukan Terampil-mu)

Memasuki pekan kedua di kelas Bunda Cekatan, di pekan ini peserta kembali mem-follow up berbagai aktivitas yang menjadi sumber kekuatan/kebahagiaan diri yang telah ditemukan di pekan pertama.

Aktivitas-aktivitas yang membahagiakan tersebut selanjutnya diidentifikasi apakah merupakan aktivitas yang bermanfaat dan mendukung peran kita sebagai perempuan, istri, dan ibu. Jika bermanfaat, apakah kita sudah cukup terampil melakukannya, atau apakah ada keterampilan yang mesti kita kembangkan agar aktivitas itu semakin bermanfaat dan membahagiakan?

Maasyaa Allah, berusaha menemukan sumber kekuatan diri untuk menjadi perempuan, istri, dan ibu yang bahagia dan bermanfaat, dua poin ini-lah yang saya tangkap dari permainan dua pekan di Bunda Cekatan ini 😍

Maka, let’s check it out..

Sebelumnya, saya ingin memulai permainan kali ini dengan mengingat-ingat lagi cita-cita dan tujuan hidup terbesar saya (yang sudah sering terlupakan 😓)

Tujuan hidup/visi : meraih Ridha Allah (rodhiyallahu ‘anhum wa rodhu ‘anh)

Cita-cita/misi :

1. Menjadi anak perempuan, istri, dan ibu shalihah

2. Menjadi pribadi dan membentuk keluarga Ahlul Qur’an

3. Menjadi mompreneur

Berdasarkan permainan di pekan pertama, sumber kekuatan dan kebahagiaan diri saya adalah : membuat perencanaan, belajar ilmu baru, mengajar/sharing ilmu, ngobrol/curhat, interaksi dengan Qur’an..

Selanjutnya, saya mencoba menganalisis kebermanfaatan aktivitas-aktivitas tersebut, dikaitkan dengan peran saya sebagai perempuan, istri, (calon) ibu yang sedang mengandung 8 bulan, pengajar, dan pedagang..

Maka, dari hasil analisis tersebut, saya menemukan beberapa keterampilan yang perlu saya kembangkan, agar aktivitas-aktivitas tersebut, tidak hanya membahagiakan, tapi juga bermanfaat..

Keterampilan yang dibutuhkan :

1. Belajar ilmu baru –> difokuskan pada belajar ilmu parenting, khususnya mengenai perawatan newborn, menyusui, kesehatan, tumbuh kembang, dsb.

2. Manajemen waktu –> keterampilan ini dibutuhkan agar saya dapat lebih mengatur waktu mengerjakan aktivitas yang saya suka dan mengerjakan tugas2 lainnya..

3. Manajemen gadget –> keterampilan ini dibutuhkan karena waktu saya masih banyak tersita dengan penggunaan gadget yg tidak efektif/bermanfaat.. Terlebih lagi, setelah melahirkan kelak, saya ingin lebih optimal dan minimal dalam penggunaan gadget, agar bisa lebih fokus membersamai buah hati..

4. Muroja’ah dan ziyadah –> ini merupakan hasil introspeksi diri saya yang semakin lama merasa semakin jauh dari Al Qur’an. Bagaimana mau menjadi pribadi Ahlul Qur’an, membentuk keluarga Ahlul Qur’an, dan mendidik anak2 menjadi Ahlul Qur’an jika saya sebagai teladan yang paling utama pun jarang berinteraksi dengan Al Qur’an? 😢

5. Komunikasi Produktif –> Keterampilan ini saya masukkan karena suami adalah partner terdekat yang sangat saya butuhkan dukungannya dalam menjalankan setiap aktivitas. Saya masih merasa agak kesulitan melakukan obrolan/komunikasi mendalam dengan suami tentang rencana2 kami di masa depan, rencana pengasuhan anak, dll (sementara saya tipe yg suka merencanakan segala sesuatu). Maka, saya berharap bisa melatih keterampilan untuk berkomunikasi/mengobrol dgn suami, misalnya dgn mengagendakan quality time, pillow talk, dsb agar lebih berbahagia.

Kuadran Keterampilan
Keterampilan yang akan dikembangkan

Demikianlah, hasil permainan saya di pekan kedua Bunda Cekatan ini. Alhamdulillaah, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat saya ikhtiarkan di kehidupan nyata agar menjadi perempuan, istri, dan ibu yang bahagia dan bermanfaat, aamiin 😊..

#jurnalminggu2

#pekan2

#temukanterampilmu

#bundacekatan1

#kelastelur-telur

#institutibuprofesional

Bunda Cekatan : Kelas Telur-Telur (Menemukan Kekuatan Diri)

Bismilaah..

Alhamdulillaah, rasanya senang dan bersyukur sekali (meskipun terselip sedikit rasa minder dan ragu2, hehe) masih diberi kesempatan untuk terus mempelajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menjadi istri dan ibu di tahapan perkuliahan berikutnya di Institut Ibu Profesional, yaitu Bunda Cekatan..

Lebih senangnya lagi, karena materi/permainan pertama di kelas Bunda Cekatan ini benar-benar mengarahkan kita menjadi istri/ibu yang bahagia, yaitu dengan mengenali aktivitas-aktivitas harian kita sebagai perempuan, istri, dan ibu yang dapat menjadi sumber kekuatan/kebahagiaan bagi diri kita..

Aktivitas yang menjadi sumber kekuatan tentunya adalah aktivitas yang kita bisa dan kita sukai, ditandai dengan berbinar-binarnya mata kita saat mengerjakan aktivitas tersebut..

Nah, dengan memanfaatkan template yang disediakan, saya pun mencoba me-list beberapa aktivitas harian ke dalam kuadran bisa-tidak bisa, suka-tidak bisa, sehingga dapat terlihat aktivitas mana saja yang termasuk saya bisa dan saya suka. Dan inilah hasilnyaa…

kuadran aktivitas
aktivitas yang menjadi sumber kekuatan (bisa dan suka)

Dari gambar di atas, saya mulai bisa mengidentifikasi 5 aktivitas yang saya (insyaa Allah) bisa dan saya suka, yaitu :

1. Membuat perencanaan

2. Belajar ilmu baru

3. Mengajar/sharing ilmu

4. Interaksi dengan Qur’an

5. Mengasuh anak/keponakan

Alhamdulillah, ini baru awalan, mudah-mudahan melalui tahapan-tahapan permainan berikutnya di Bunda Cekatan, saya dapat lebih mengoptimalkan 5 aktivitas ini sebagai sumber kekuatan untuk menjadi istri dan ibu yang bahagia, insyaa Allah 🙂

#jurnalminggu1

#janganlupabahagia

#materi1

#kelastelurtelur

#bundacekatan1

#institutibuprofesional

+

10# KETIKA ANAK BERTANYA (FAQ) MENGENAI SEKSUALITAS

 

  1. “Ibu, menikah itu apa?”

Jawab : “Menikah itu menjadi suami dan istri, seperti Ibu dan Ayah menjadi suami istri. Menikah itu untuk orang yang sudah dewasa, Nak.”

Kita sepakat bahwa menjawab pertanyaan anak dengan memberikan contoh langgung ya. Dan bisa di mulai dengan tanya balik sejauh mana pemahaman mereka sehingga kita sebagai orang tua tinggal meluruskan

  1. “Seks itu apa?”

Jawab : “Seks itu jenis kelamin, ada yang laki-laki, dan ada yang perempuan.”

  1. “Ibu, seksi itu apa sih?”

Sebelum menjawab, tanyakan pada anak apa konsep seksi menurutnya. Belum tentu pengertian seksi bagi anak, seperti definisi seksi bagi orang dewasa. Tidak perlu meluruskan atau membenarkan konsep seksi di mata anak, orang tua tinggal mengikuti atau mengembangkan konsep yang sudah dipahami anak.

Adapun menurut KBBI seksi memiliki 3 definisi :

  1. Bagian
  2. Pengirisan (misalnya, menyeleksi kata dasarnya seksi)
  3. Merangsang rasa berahi

 

Prinsip menjawab pertanyaan anak :

  1. Bersikap tenang dan tidak merasa seksualitas adalah topik yang tabu
  2. Menyesuaikan dengan usia dan kapasitas pemahaman anak
  3. Tidak menunda jawaban/mengalihkan topik dan berharap anak lupa. Lebih baik mengakui jika tidak tahu dan mengajak anak untuk mencari tahu bersama.
  4. Gunakan buku, gambar, internet, media, dan alat peraga lain yang menunjang penjelasan
  5. Mulai dari yang umum, berkembang mengerucut mengikuti pertanyaan/komentar anak
  6. Gunakan bahasa sederhana dan analogi
  7. Berikan jawaban secukupnya, tidak lebih atau kurang (menggantung)
  8. Ganti topik jika anak sudah terlihat puas
  9. Bertanya balik
  10. Terbuka dan jujur
  11. Gunakan istilah/nama yang benar, seperti menyebut “penis” bukan “burung”.

 

Sumber :

Tugas Presentasi Bunsay IIP Batch 4 Kelom

9# PERAN LINGKUNGAN DAN PERLINDUNGAN DARI KEJAHATAN SEKSUAL

Lingkungan yang baik tentunya akan membawa pengaruh yang baik, tetapi ada kalanya anak kita harus bersentuhan dengan lingkungan yang tidak baik, termasuk lingkungan yang berpengaruh terhadap pembentukan fitrah seksualitasnya. Maka, peranan orangtua memberikan filter sekaligus memberi pemahaman pada anak akan fitrah sejatinya, baik sebagai perempuan maupun laki-laki, haruslah ditanamkan sejak dini. Terlebih di era digital yang gelombang informasi tak terbendung bak tsunami, peran orangtua semakin ekstra untuk menjaga anak. Dan sebaik-baiknya orangtua adalah yang  dapat memberikan teladan juga memberikan pendidikan awal yang benar mengenai seks, sebelum anak memperoleh informasi-informasi yang menyesatkan mengenai hal tersebut.

 

Sumber :

Tugas Presentasi Bunsay IIP Batch 4 Kelompok 9

8# PENYIMPANGAN SEKSUALITAS, PENCEGAHAN DAN SOLUSINYA

Penyimpangan seksual adalah pemenuhan nafsu biologis dengan cara dan bentuk yang menyimpang dari syariat, fitrah dan akal sehat. (Farhan, 2002)

Faktor penyebab penyimpangan seksual terdiri atas faktor psikologis dan faktor biologis.

Faktor psikologis:

  1. Pengalaman di masa lalu akibat pelecehan seksual atau melihat adegan seksual
  2. Kesulitan mengekspresikan perasaan dan sulit memulai hubungan dengan orang lain
  3. Mendapatkan aktivitas seksual yang menyenangkan berulang kali terhadap situasi atau objek tertentu

Faktor biologis :

  1. Kelainan struktur dan kinerja otak
  2. Kadar hormon abnormal

Jenis-jenis penyimpangan seksual

  1. Gangguan identitas jenis yaitu ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang. Seorang yang beralat kelamin laki-laki merasa dirinya wanita ataupun sebaliknya.
  2. Parafilia diartikan sebagai ketertarikan atau fantasi seksual yang tidak wajar terhadap benda, situasi, atau kelompok individu tertentu.
  3. Disfungsi psikoseksusl yaitu terdapat hambatan pada perubahan [sikofisiologik yang biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah seksual.
  4. Gangguan seksual pada remaja, ejakulasi dini atau impotensi pada laki-laki, vaginismus akibat libido seksual yang rendah dan kecemasan.

Cara mencegah penyimpangan seksual :

  1. Deteksi dini secara medis
  2. Pengkondisian lingkungan
  3. Pendidikan seks
  4. Kegiatan yang bermanfaat

Cara mengobati penyimpangan seksual :

  1. Konseling
  2. Psikoterapi
  3. Obat-obatan
  4. Terapi hormon
  5. Terapi penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan

Cara mencegah penyimpangan seksual pada anak :

  1. Ajarkan anak bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dilihat atau disentuh sama sekali oleh orang lain
  2. Ciptakan hubungan erat dengan anak agar anak merasa nyaman dan percaya untuk menceritakan masalah pribadinya
  3. Bersikap waspada kepada orang yang suka memberinya mainan atau hadiah
  4. Didik anak untuk menolak bepergian dengan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin orang tua
  5. Para orang tua disarankan mengenali lingkungan tempat anak bermain dan dengan siapa mereka bermain

 

Sumber :

Tugas Presentasi Bunsay IIP Batch 4 Kelompok 8

7# MENJAGA DIRI DARI KEJAHATAN SEKSUAL

Kejahatan seksual pada anak angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Lingkungan terdekat anak bahkan menjadi jalan terjadinya kekerasan tersebut. Oleh sebab itu peran orang tua dalam membentengi anak dengan membangun kedekatan dan pola pengasuhan yang benar mutlak diperlukan. Ajarkan anak tentang batasan terhadap anggota tubuh mereka sejak dini agar terhindar dari kejahatan seksual sejak dini.

Penyebab kejahatan seksual :

  1. Ada anak yang berpotensi menjadi korban

Menurut ketua Komnas perlindungan anak, Ada anak2 yg berpotensi menjadi korban kejahatan seksual yaitu anak yang cenderung penakut (tidak berani melawan/menolak), berbaju ketat, dan hiperaktif. orang tua baiknya waspada jika anak sering bermain di rumah tetangga yang tidak ada anak kecilnya, anak suka mandi bersama, anak tidur bersama, dan tidur di tempat terbuka

  1. Ada anak atau orang dawasa yang berpotensi menjadi pelaku kejahatan

Anak yang berpotensi biasanya adalah anak korban kekerasan seksual akibat meniru dr orang tua, tv, atau game. Sedangkan untk orang dewasa yg menjadi pelaku karna maniak, kecanduan pornografi, narkoba, miras

  1. Adanya peluang kejahatan

Maksudnya karena kurangnya pengawasan dan perlindungan orang tua terhdp anak. Misalnya anak yg hanya ditinggal dgn pembantu, atau ayah tiri atau ibu tiri atau paman saja. Atau anak dibiarkan sendiri ke toilet atau ruang terbuka tanpa pengawasan.

  1. Ada pencetus dari korban dan pelaku

Biasanya pencetus pada anak adalah anak yg biasa dipeluk, dipangku, dicium tapi tidak berani menolak. Sedangkan pada pelaku yg menjadi pencetus karena adanya dorongan seksual yang tidak disalurkan dengn wajar.

Peran orang tua mencegah kejahatan seksual

  • Bangun kedekatan dengan anak, karena dengan hubungan yg dekat dengan anak (prinsip pendidikan fitrah seksualitas), InsyaAllah anak akan terbuka & mau sharing dengan orang tua
  • Hentikan kesalahan pengasuhan mulai saat ini, seperti mengancam kosong, labelling, dll karena ini bisa membuat orang tua menjadi inkonsisten di depan anak. Resikonya jika tetap melakukan kesalahan pengasuhan : kata orang tua menjadi tidak ada artinya di mata anak (anak jadi tidak percaya lagi)
  • Tumbuhkan rasa cinta kepada Allah dengan senantiasa menumbuhkan syukur, dengan syukur maka akan tumbuh ketaatan, dengan sendirinya anak akan patuh pada aturan Allah

Sumber :

Pusdatin. Infodatin : Kekerasan pada Anak dan Remaja. 2018

Tugas Presentasi Bunsay IIP Batch 4 Kelompok 7

6# PENGARUH MEDIA DIGITAL TERHADAP FITRAH SEKSUALITAS

 

Perkembangan media digital yang cukup pesat saat ini, tentunya memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan anak-anak kita. Terlebih lagi saat ini begitu banyak anak-anak yang sangat intens berinteraksi dengan gadget atau perangkat media digital, khususnya untuk mengakses media sosial.

Pengaruh positif media digital terhadap fitrah seksualitas adalah :

  1. Media informasi dan pendidikan dalam memberikan pengetahuan mengenai organ secara biologis dengan pengawasan orang tua
  2. Membantu orang tua untuk lebih sadar akan bahaya penyimpangan gender dan seksualtas dengan adanya berita yang terjadi di lingkungan sekitar

 

Adapun pengaruh negatif media digital terhadap fitrah seksualitas adalah :

  1. Resiko anak terpapar pornografi
  2. Meningkatkan peluang terjadinya kejahatan seksual
  3. Mengalami kebingungan gender atau seks karena pengaruh budaya yang ditampilkan melalui hiburan seperti film atau musik

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan pengaruh buruk di atas adalah :

  1. Pertimbangkan waktu terbaik untuk memberikan gadget pada anak sesuai usia dan perkembangannya
  2. Kuatkan pondasi agama bahwa Allah Maha Mengawasi dan semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan
  3. Tetapkan aturan dalam penggunaan gadget seperti waktu penggunaan, tempat, dll
  4. Orang tua terlibat dalam pertemanan atau media digital yang digunakan anak
  5. Awasi hal-hal yang anak akses saat menggunakan media digital
  6. Menjelaskan batas pergaulan dalam menggunakan media sosial dan aturan yang harus diperhatikan
  7. Tanamkan sikap dan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Sumber :

Tugas Presentasi Bunsay IIP Batch 4 Kelompok 6